1.
Menilai e-bisnis
dari penerapan perusahaan PT Unilever Indonesia Tbk
PT Unilever Indonesia Tbk.
Untuk mempertahankan dominasinya di pasar consumer
goods, PT Unilever Indonesia Tbk. mengandalkan kemampuannya melakukan
inovasi. Untuk menaikkan laba, Unilever memutuskan memanfaatkan jaringan
internet dalam memperoleh pasokan bahan baku.
2.
Perbedaaan
antara konsep brick-and-mortar dengan konsep click-and-mortar
Brick And Mortar Business,
Adalah bisnis yang beroperasi dengan sarana
fisik atau langsung bertemu atau berinteraksi secara langsung dengan konsumen
mereka yang datang ketoko seperti toko baju, toko sepeda, toko elekronik dan
lain-lain.
Click and Mortar Business,
Merupakan gabungan antara brick and mortar
business dan Virtual Organizations dimana disini juga melalui toko virtual atau
yang biasa disebut juga toko online dimana beberapa aktifitas bisnis dapat
dilakukan ditoko online seperti memesan secara online maupun memberikan service
kepada konsumen serta dapat menjalin kerja sama dengan toko lain atau
perusahaan lain dan yang pasti jangkauannya lebih luas dibanding Brick and
Mortar Business.
3.
Faktor-faktor
e-bisnis ada 4, yaitu harapan pelanggan,persaingan,deregulasi, dan teknologi
1) Harapan pelanggan.
a. Pelanggan merupakan titik acuan penyusunan konsep bisnis.
Pelanggan tidak hanya cukup dipuaskan dengan kualitas produk, namun juga pelayanan pra dan pasca jual yang baik.
b. Spektrum pelayanan yang baik, misalnya:
- Pelayanan pemesanan produk kapanpun dan dimanapun.
- Pembayaran produk dengan berbagai metode, seperti: kartu kredit, kartu debit, transfer antar rekening, dan lain-lain.
- Pemberian fasilitas asuransi produk yang sangat fleksibel.
- Pengiriman produk secepat mungkin, dengan pilihan durasi dan harga yang kompetitif.
c. E-bisnis merupakan solusi yang tepat, karena:
- Sifatnya yang dapat menembus batas ruang dan waktu.
- Konsep bisnis digital yang memungkinkan penciptaan jenis-jenis pelanggan baru yang dapat meningkatkan nilai kepada pelanggan.
a. Pelanggan merupakan titik acuan penyusunan konsep bisnis.
Pelanggan tidak hanya cukup dipuaskan dengan kualitas produk, namun juga pelayanan pra dan pasca jual yang baik.
b. Spektrum pelayanan yang baik, misalnya:
- Pelayanan pemesanan produk kapanpun dan dimanapun.
- Pembayaran produk dengan berbagai metode, seperti: kartu kredit, kartu debit, transfer antar rekening, dan lain-lain.
- Pemberian fasilitas asuransi produk yang sangat fleksibel.
- Pengiriman produk secepat mungkin, dengan pilihan durasi dan harga yang kompetitif.
c. E-bisnis merupakan solusi yang tepat, karena:
- Sifatnya yang dapat menembus batas ruang dan waktu.
- Konsep bisnis digital yang memungkinkan penciptaan jenis-jenis pelanggan baru yang dapat meningkatkan nilai kepada pelanggan.
2) Persaingan
a. Globalisasi, yaitu arena persaingan dunia usaha yang sangat ketat dengan kompetisi terbuka.
b. Pelanggan dengan mudah membanding-bandingkan kualitas produk dan pelayanan antar perusahaan dari hari ke hari (cheaper, better and faster). Secara tidak langsung, perusahaan dipaksa untuk mengembangkan model dan strategi bisnis yang tepat.
c. Berbagai strategi baru perusahaan.
- Fokus pada inti dan kemampuan khususnya dan mengalihkan berbagai proses yang bukan spesialisasinya ke perusahaan lain.
- Kerjasama dengan mitra-mitra bisnis membentuk konsorsium penghasil produk atau jasa baru.
- Memanfaatkan aset-aset non fisik (digital) sebagai pengganti sumber daya fisik yang dipergunakan untuk menciptakan produk atau jasa.
- Merubah model bisnis konvensional ke model bisnis baru berbasis internet.
d. E-bisnis menawarkan beragam model bisnis baru yang dapat dipilih sebagai skenario bisnis baru perusahaan
a. Globalisasi, yaitu arena persaingan dunia usaha yang sangat ketat dengan kompetisi terbuka.
b. Pelanggan dengan mudah membanding-bandingkan kualitas produk dan pelayanan antar perusahaan dari hari ke hari (cheaper, better and faster). Secara tidak langsung, perusahaan dipaksa untuk mengembangkan model dan strategi bisnis yang tepat.
c. Berbagai strategi baru perusahaan.
- Fokus pada inti dan kemampuan khususnya dan mengalihkan berbagai proses yang bukan spesialisasinya ke perusahaan lain.
- Kerjasama dengan mitra-mitra bisnis membentuk konsorsium penghasil produk atau jasa baru.
- Memanfaatkan aset-aset non fisik (digital) sebagai pengganti sumber daya fisik yang dipergunakan untuk menciptakan produk atau jasa.
- Merubah model bisnis konvensional ke model bisnis baru berbasis internet.
d. E-bisnis menawarkan beragam model bisnis baru yang dapat dipilih sebagai skenario bisnis baru perusahaan
3) Deregulasi.
Deregulasi yang dilakukan oleh pemerintah, negara lain, dan lembaga dunia (WTO, APEC, AFTA, dll) turut mewarnai bentuk dunia usaha. Ditiadakannya pajak produk-produk impor, dibebaskannya kuota ekspor produk, disatukannya berbagai mata uang asing (single currency), dan dialirkannya informasi secara bebas tentu saja telah memaksa lingkungan dunia usaha menjadi lebih efisien. Internet di sini dianggap sebagai sebuah arena dimana konsep kompetisi sempurna (perfect competition) dan pasar terbuka telah terjadi, terutama yang berkaitan dengan produk/jasa yang telah dapat didigitalisasi. Dengan menggunakan media ini, perdagangan dunia antar negara maupun perusahaan akan mengarah pada implementasi e-bisnis atau e-commerce. Secara alami, perusahaan yang ridak mampu beradaptasi dengan perubahan ini akan perlahan-lahan bangkrut dan tersingkir dari dunia usaha.
Deregulasi yang dilakukan oleh pemerintah, negara lain, dan lembaga dunia (WTO, APEC, AFTA, dll) turut mewarnai bentuk dunia usaha. Ditiadakannya pajak produk-produk impor, dibebaskannya kuota ekspor produk, disatukannya berbagai mata uang asing (single currency), dan dialirkannya informasi secara bebas tentu saja telah memaksa lingkungan dunia usaha menjadi lebih efisien. Internet di sini dianggap sebagai sebuah arena dimana konsep kompetisi sempurna (perfect competition) dan pasar terbuka telah terjadi, terutama yang berkaitan dengan produk/jasa yang telah dapat didigitalisasi. Dengan menggunakan media ini, perdagangan dunia antar negara maupun perusahaan akan mengarah pada implementasi e-bisnis atau e-commerce. Secara alami, perusahaan yang ridak mampu beradaptasi dengan perubahan ini akan perlahan-lahan bangkrut dan tersingkir dari dunia usaha.
4) Teknologi.
Fungsi teknologi informasi bukan hanya vital bagi perkembangan e-bisnis, tetapi justru telah menjadi penggerak serta dimungkinkannya dikembangkan model-model bisnis baru yang belum terpikirkan sebelumnya. Jika dahulu proses digitalisasi entitas fisik hanya berkembang pada aset semacam dokumen, saat ini telah berkembang ke arah media yang lain, seperti gambar dua dimensi, suara dan video. Teknologi informasi jugalah yang telah mematikan dan membuang batas-batas geografis dan waktu sehingga setiap individu dapat berinteraksi dengan individu lain dalam hitungan detik.
Fungsi teknologi informasi bukan hanya vital bagi perkembangan e-bisnis, tetapi justru telah menjadi penggerak serta dimungkinkannya dikembangkan model-model bisnis baru yang belum terpikirkan sebelumnya. Jika dahulu proses digitalisasi entitas fisik hanya berkembang pada aset semacam dokumen, saat ini telah berkembang ke arah media yang lain, seperti gambar dua dimensi, suara dan video. Teknologi informasi jugalah yang telah mematikan dan membuang batas-batas geografis dan waktu sehingga setiap individu dapat berinteraksi dengan individu lain dalam hitungan detik.
4.
Model e-bisnis
yang berdasarkan timmers
Menurut saya, strategy e-commerce yang dilakukan PT
Unilever Indonesia Tbk. bersifat ‘Bricks and Mortar’ dimana website perusahaan
hanya menampilkan informasi tentang produk yang dihasilkan dan keunggulannya. Dalam
perjalanan ke depan, e-commerce dapat dilakukan pada hubungan PT Unilever
Indonesia Tbk. dengan para distributornya (retail costume/dealer), namun untuk
langsung kepada end user/customer hal ini sulit untuk direalisasikan. Dengan
menggunakan sistem EDI (Enterprise Data Interchange) dapat diketahui stock dan
data transaksi sekaligus memberikan pelayanan yang lebih kepada pihak
distributor (retail costume/dealer). Sehingga yang tadinya dibutuhkan tempat
penyimpanan (inventory) sekarang supply stock barang dapat lebih di maintain,
hal ini dapat mengurangi kerugian-kerugian yang terjadi seperti rusaknya barang
baik karena penyimpanan atau expired date dalam inventory serta habisnya stock
barang yang dibutuhkan. Dengan kata lain terdapat peralihan dari ‘Bricks and
Mortar’ ke ’Bricks and Click’.
5.
Kriteria
keberhasilan yang dimiliki oleh perusahaan PT Unilever Indonesia Tbk
Unilever kini sudah
menghasilkan 400 macam produk dan hampir seluruhnya merupakan produk-produk
pemimpin pasar. Sulit rasanya menjumpai orang yang tak mengenal produk
Unilever, mulai dari deterjen bubuk Rinso, pasta gigi Pepsodent, sampo Sunsilk,
sabun Lux, hingga margarin Blue Band.
Bahkan terakhir Unilever
berupaya menggandeng Texchem Resources Berhad Malaysia untuk mendirikan
perusahaan patungan bernama PT Technopia Lever. Perusahaan ini nantinya akan
bergerak di bidang pengembangan dan distribusi produk kesehatan, seperti obat
nyamuk bakar, pembasmi serangga, dan oil spray. Bagi kantor pusat Unilever yang
berada di Belanda, anak usahanya yang berada di Indonesia ini memang terhitung
sebagai penyumbang pendapatan Unilever yang besar.